Mirza Ellouise kerap merasa diabaikan oleh suaminya Gideon lantaran terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sementara sebagai seorang istri, perlakuan yang buruk dan kasar dari sang suami membuatnya kerap kali terluka dan sakit hati.
Namun entah mengapa, bos Mirza di tempat kerja semakin lama semakin menunjukkan perhatian lebih. Pria itu yang bersedia mendengarkan ketika Mirza mulai berbagi tentang banyak hal. Pria itu pula mampu memperlakukan Mirza sebagai wanita yang patut dimengerti dan dicintai. Hubungan itupun perlahan berubah menjadi cinta meski Mirza menyadari dirinya telah menikah.
“Pria itu tiba-tiba bilang sama saya. ‘Mirza aku merasa sudah cocok sama kamu. Aku ingin kita menikah.’ Waktu dia bilang begitu, saya tahu persis dalam hati saya ‘wah, ini sudah sangat egois sekali!’”.
Mirza pun meminta waktu untuk menimbang-nimbang lamaran sang bos.Dirinya terus mengalami pergolakan batin yang dalam. Di satu sisi dia menyadari jika dia menerima lamaran tersebut, dia akan merasa berdosa dengan suami dan keluarganya.
“Saya tahu persis apa yang saya lakukan itu adalah dosa. Malam hari itu saya berdoa sama Tuhan: Saya mau kalau saya sembuh, keluar dari dosa perzinahan ini. Ini satu kali, saya tidak mau terulang lagi,” ucapnya.
Dengan hati yang penuh penyesalan, Mirza dengan jujur mengakui perselingkuhan yang dia lakukan dengan sang bos. Sebagai seorang suami, Gideon tentu saja merasa kaget luar biasa. Dia merasa dihianati dan tersakiti sebagai suami. “Waktu dia mengaku, saya kagetnya luar biasa. Sebab, waduh kenapa bisa jadi begini? Apa yang aku percaya ternyata salah. Merasa dihianati! Karena setiap kali saya tanya pasti jawabannya ‘Nggak ada apa-apa’,” terang Gideon.
Dengan hati yang penuh kepasrahan, Mirza rela menerima konsekuensi dari perbuatannya, baik harus diusir dari rumah ataupun siap untuk diperlakukan secara kasar oleh sang suami.Perselingkuhan yang dilakukannya menyadarkan Mirza bahwa dirinya tak pantas untuk dikasihi.
“Sempat untuk sementara waktu saya bingung. 'Apa ya aku harus bikin. Tapi di satu sisi aku sayang sama istri. Kenapa bisa begini ya? Itu pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya. Tapi aku tanya juga ‘trus gimana donk jalan keluarnya ini supaya keadaan ini cepat beres. Aku tau itu juga nggak nyaman,” terang Gideon.
Beragam pertanyaan berkecambuk di benak Gideon. Dia ragu apakah dirinya masih bisa mengasihi sang istri setelah penghianatan yang dilakukannya. Ada ketakutan-ketakutan yang menyerang dirinya secara pribadi saat tengah berada dalam posisi itu. Tetapi pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengambil langkah-langkah terbaik untuk menyelamatkan pernikahan mereka.
“Kami tahu persis ada langkah selanjutnya yang harus kami lakukan. Dan langkah pertama adalah kami datangi pemimpin kami,” terang Mirza.
Saat keduanya duduk bersama dengan pemimpin rohani itu, disanalah keterbukaan terjadi. Mirza mengakui awal perselingkuhannya terjadi lantaran sang bos adalah pria yang memperlakukannya dengan lembut dan baik, perlakuan yang tidak ditemukannya dari suaminya sendiri. Saat itupula pemimpin rohani tersebut meminta Gideon untuk mengampuni sang istri.
“Hamba Tuhan ini bilang bahwa Yohanes 13 ayat 34 itu bahwa ‘aku memberikan perintah baru kepadamu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti aku telah mengasihi kamu demikian juga kamu harus mengasihi’, ternyata bahwa aku nggak punya pilihan selain harus mengasihi istri saya. Jadi hari itu aku ambil keputusan,” ucap Gideon.
Saat itulah Gideon dengan segenap hatinya memilih untuk mengampuni dan mengasihi sang istri. Rumah tangga yang hampir retak karena perselingkuhan sang istri akhirnya mengalami rekonsiliasi kembali lewat pilihan untuk mau saling mengampuni dan mengasihi kembali. Momen itulah yang membuat Gideon berani bersaksi tentang perubahan dalam dirinya saat ini, katanya, “Sejak saat itu saya mulai berubah. Kalau dulu saya nggak pernah menghargai dia. Kalau dulu saya tidak punya waktu untuk mendengarkan dia, saya sekarang punya waktu. Bahkan sampai hari ini saya terus mau mendengarkan dia”.
Begitu pula dengan Mirza, yang sempat merasakan pahitnya menjadi istri yang kerap diabaikan, kini menjadi istri yang bisa menerima sang suami dengan apa adanya. Sedikit demi sedikit, dia mulai belajar bahwa Tuhanlah yang memulihkan kehidupan mereka. Kebahagiaan yang saat ini mereka kecap adalah berkat Tuhan yang harus terus disyukuri.
Sumber : Mirza Ellouise